Manajemen Konstruksi
merupakan keseluruhan dari perencanaan, koordinasi dan kontrol suatu
proyek, dimana dari awal proyek sampai selesai dan ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan klien dalam rangka untuk menghasilkan
fungsional dan proyek yang layak secara finansial atau keuangan, yang
akan diselesaikan pada waktu yang ditentukan dengan biaya tertentu dan
dengan standar kualitas yang dibutuhkan. Sedangkan manajemen proyek
adalah proses dimana proyek dibuat dengan sukses. Dan manajemen
proyek konstruksi (CPM) adalah manajemen proyek yang berlaku untuk
sektor konstruksi.
Maksud dari Manajemen Konstruksi
Sebelumnya kita harus mengetahui arti dari proyek;
Dimana proyek adalah bentuk usaha dalam mencapai tujuan yang ditentukan
dan dibatasi oleh waktu dan juga sumber daya yang terbatas. Sehingga
garis besar dari proyek konstruksi, yaitu suatu upaya untuk mendapatkan
hasil yang dirubah menjadi bangunan atau infrastruktur. Infrastruktur
atau bangunan ini mencakup beberapa pekerjaan utama yang termasuk di
dalamnya bidang teknik sipil/eangineer dan arsitektur/designer(perencana),
juga dapat melibatkan disiplin ilmu pengetahuan lainnya seperti
akutansi/keuangan, teknik mesin, teknik industri dan elektro.
Manajemen proyek konstruksi
Lebih dalam dari Manajemen Proyek Konstruksi(CPM), suatu proses
penerapan fungsi/kegunaan manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan
penerapan.Dimana berjalan secara sistimatis pada setiap bagian – bagian
tersebut yang terdapat pada proyek, dengan mengoptimalkan sumber daya
yang ada secara efisien dan efektif agar tercapai tujuan proyek
tersebut dengan benar.
Manajemen Konstruksi
membawahi mutu fisik dari konstruksi, biaya dan waktu. Dimana manajemen
tenaga kerja/sumber daya manusia dan manjemen material lebih
ditekankan dan digunakan. Karena pada Manajemen Konstruksi,
dua puluh persen dari manajemen perencanaan berperan dan sisanya,
yaitu manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan
waktu proyek mendapatkan bagian yang lebih besar.
Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain :
- Kontrol; Sebagai alat menjaga kondisi lapangan dari perubahan yang tidak pasti dan mengatasi masalah terbatasnya waktu pelaksanaan
- Managerial Functional; Sebagai alat analisa kemampuan lapangan dengan menggunakan manajemen sistem informasi yang baik.
- Quality Control; Menjaga keselarasan antara pelaksana proyek dan perencanaan proyek.
- Hasil kajian balik dijadikan sebagai tindakan pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan
- Memantau kemajuan proyek dan prestasi yang telah tercapai dan dilakukan secara berkala dalam hitungan hari, minggu dan bulan.
Tujuan Manajemen Konstruksi
Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau
mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil optimal sesuai dengan persyaratan (spesification) untuk keperluan
pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan,
biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian
hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu ( Quality Control ) , pengawasan biaya ( Cost Control ) dan pengawasan waktu pelaksanaan ( Time Control ).
Penerapan konsep manajemen konstruksi yang
baik adalah mulai tahap perencanaan, namun dapat juga pada tahap –
tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga
konsep MK dapat diterapkan pada tahap – tahap proyek sebagai berikut
- Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan – masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.
- Tim Manajemen Konstruksi sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak (‘feasible “) mulai dari tahap disain.
- Tim Manajemen Konstruksi akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan disain sampai proyek selesai, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan setelah tahap disain
- Manajemen Konstruksi berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan pemisahan kontrak – kontrak pelaksanaan untuk kontraktor.
Peranan Manajemen Konstruksi
Peranan Manajemen Konstruksi (MK) pada tahapan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi :
- Manajemen Konstruksi Agen (MKA). Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik dan berfungsi sebagai koordinator “penghubung” (interface) antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor.
- Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.
Jasa Konstruksi Extended Manajemen
Jasa konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila
perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi
“konflik-kepentingan” karena peninjauan terhadap proses perancangan
tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal
ini akan menjadi suatu kelemahan pada sistim ini Pada type yang lain
kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan
Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.
Pemilik Manajemen Konstruksi
Dalam hal ini pemilik mengembangkan
bagian manajemen konstruksi profesional yang bertanggungjawab terhadap
manajemen proyek yang dilaksanakan
Jaminan Maksimum Harga Manajemen Konstruksi
Konsultan manajemen konstruksi bertindak lebih kearah kontraktor
umum daripada sebagai wakil pemilik. Disini konsultan Jaminan Maksimum
Harga Manajemen Konstruksi tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi
bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi
dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan Jaminan Maksimum Harga
Manajemen Konstruksi tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap
para kontraktor (sub kontraktor).
Kontraktor Konstruksi
Pembangun yang mengawasi pelaksanaan proyek-proyek konstruksi secara
tradisional disebut sebagai kontraktor, atau lebih tepat disebut
konstruktor. Kontraktor umum koordinat berbagai tugas untuk proyek
sementara kontraktor khusus seperti kontraktor mekanis atau elektris
melakukan bekerja di spesialisasi mereka. Material dan peralatan pemasok
sering bertindak sebagai kontraktor instalasi; mereka memainkan peran
penting dalam proyek konstruksi sejak kondisi pengiriman bahan dan
peralatan mempengaruhi kualitas, biaya, dan tepat waktu penyelesaian
proyek. Hal ini penting untuk memahami operasi ini kontraktor untuk
menangani mereka secara efektif.
Kontraktor Umum
Fungsi kontraktor umum adalah mengkoordinasikan semua pekerjaan
proyek konstruksi. Kecuali pemilik melakukan fungsi ini atau terlibat
manajer konstruksi profesional untuk melakukannya, kontraktor umum yang
baik yang telah bekerja dengan tim inspektur, kontraktor khusus atau
subkontraktor bersama-sama untuk sejumlah proyek di masa lalu dapat
paling efektif dalam memberikan inspirasi dan loyalitas kerjasama.
Kontraktor umum juga pengetahuan tentang tenaga kerja yang digunakan
dalam konstruksi. Tenaga kerja mungkin atau mungkin tidak serikat
tergantung pada ukuran dan lokasi proyek. Dalam beberapa proyek, tidak
ada anggota dari angkatan kerja milik serikat pekerja, dalam kasus lain,
baik serikat pekerja dan pengrajin non-serikat bekerja sama dalam apa
yang disebut toko terbuka, atau semua pengrajin harus berafiliasi dengan
serikat buruh di toko tertutup . Karena serikat buruh menyediakan
menyewa ruang staf dengan pekerja harian terampil yang telah melalui
program magang untuk proyek serta berfungsi sebagai unit tawar-menawar
kolektif, seorang kontraktor umum yang berpengalaman akan menggunakan
baik manfaat dan menghindari perangkap dalam menangani buruh yang
terorganisir.
Specialty Kontraktor
Kontraktor Specialty meliputi mekanik, listrik, pondasi, penggalian,
dan kontraktor pembongkaran antara lain. Mereka biasanya bertindak
sebagai subkontraktor kepada kontraktor umum proyek. Dalam beberapa
kasus, undang-undang hukum mungkin memerlukan pemilik untuk menangani
berbagai kontraktor khusus secara langsung. Di Negara Bagian New York,
misalnya, khusus kontraktor, seperti kontraktor mekanikal dan
elektrikal, tidak dikenakan pengawasan kontraktor umum proyek konstruksi
dan harus diberi kontrak utama yang terpisah pada pekerjaan umum.
Dengan pengecualian kasus khusus seperti itu, pemilik akan terus
kontraktor umum bertanggung jawab untuk bernegosiasi dan memenuhi
perjanjian kontrak dengan subkontraktor.
Bahan dan Peralatan Pemasok
Pemasok bahan utama meliputi kontraktor khusus dalam fabrikasi baja
struktural dan ereksi, sheet metal, pengiriman beton siap dicampur,
penguat detailer bar baja, atap, kaca dll pemasok peralatan utama untuk
pembangunan industri termasuk produsen generator, boiler dan peralatan
pipa dan lainnya. Banyak pemasok menangani instalasi-situs untuk
memastikan bahwa persyaratan dan spesifikasi kontrak terpenuhi. Sebagai
unit struktural lebih banyak dan lebih besar yang prefabrikasi off-site,
distribusi antara kontraktor dan pemasok bahan khusus bahkan menjadi
kurang jelas.
Demikianlah uraian singkat kami tentang Manajemen Konstruksi, semoga bermanfaat.
Demikianlah uraian singkat kami tentang Manajemen Konstruksi, semoga bermanfaat.
2 komentar:
makasih infonya......kita tunggu kunjungan baliknya ke link kita
thx
Posting Komentar